Kamis, 23 Januari 2014

Hama Tikus dan Cara Pengendaliannya

Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia dan tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan persawahan di Indonesia sangat penting untuk menjaga ketersediaan padi bagi seluruh rakyat Indonesia. Tentu areal persawahan yang bisa ditemukan di Indonesia cukup luas, tetapi bukan berarti seluruh area persawahan tersebut akan selalu sukses dengan panenan padi yang melimpah. Ada banyak hal yang menyebabkan gagalnya panen padi petani, tetapi salah satu sebab yang sangat berpengaruh pada kegagalan tersebut adalah serangan hama yang terkadang bisa sangat ganas hingga panen tidak bisa maksimal.

Berbagai macam hama telah teridentifikasi sebagai sebab berkurangnya atau bahkan gagalnya panen padi di berbagai daerah di Indonesia dan hama tikus merupakan salah satu hama padi yang sangat menakutkan bagi banyak petani di Indonesia. Setipa tahun, sekitar lebih dari 17% areal persawahan diserang oleh hama tikus. Hal ini bisa terjadi akibat keterlambatan petani untuk mengendalikan hama tikus serta monitoring petani yang kurang akan perkembangan tikus di areal persawahan mereka.
Pengendalian hama tikus harus dilakukan secara terpadu oleh pemilik area persawahan sehingga tikus tidak akan berpindah dan berputar dari salah satu area persawahan ke area lain terus menerus. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh banyak orang agar populasi tikus di area persawahan bisa dikendalikan karena sangat tidak mungkin untuk membasmi tikus di alam secara total. Hal pertama yang harus dilakukan adalah tanam dan panen padi serempak sehingga pakan padi generatif bisa dibatasi agar perkembangbiakan tikus tidak terjadi terus-menerus.
Sanitasi habitat juga perlu dilakukan dengan cara membersihkan semak dan gulma pada beberapa tempat yang kerap kali digunakan sebagai sarang tikus. Sanitasi habitat ini perlu dilakukan selama musim tanam padi berlangsung. Gropyokan massal perlu dilakukan oleh seluruh petani secara serempak. Pengemposan atau fumigasi sarang tikus perlu dilakukan agar tikus dewasa dan anak-anaknya bisa mati tanpa harus membongkar saang tersebut. Pada daerah yang endemik dengan serangan tikus, Trap Barrier System perlu diterapkan dengan ukuran 20 x 20 cm untuk mengamankan areal tanam padi seluas 15 ha. Linier Trap Barrier System (LTBS) bisa digunakan untuk menangkan tikus.
Musuh alami tikus di alam merupakan cara yang paling mudah untukmengendalikan hama tikus  Rodentisida dianjurkan digunakan jika populasi tikus sangat tinggi misalnya pada masa awal tanam padi di tempat-tempat yang dicurigai sebagai tempat tinggal utama tikus.

Cara-cara lokal untuk menangkap atau menakuti tikus juga bisa digunakan dan terbukti efektif untuk mengurangi serangan hama tikus pada tanaman padi masyarakat. Monitoring dini pada keberadaan serta aktivitas tikus perlu diupayakan dan juga kewaspadaan terhadap migrasi mendadak tikus dalam jumlah besar dari daerah lain perlu ditingkatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar